Rahmat, bukan nama sebenarnya, geram setelah membaca pengumuman nama-nama wasit yang terpilih memimpin Liga 1 dan Liga 2 musim 2023/2024. Maklumat itu disampaikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui laman resminya pada Kamis, 22 Juni 2023. Dalam pariwara itu, nama Rahmat tidak disebut sebagai wasit yang dianggap layak memimpin laga sepakbola profesional Indonesia.
Rahmat kecewa lantaran sebelumnya sempat dijanjikan bakal lolos oleh dua orang yang diduga merupakan utusan instruktur wasit PSSI. Dalam rekaman suara pembicaraan Rahmat dengan seorang pemerhati sepakbola yang detikX terima, ia mengaku sempat ditagih uang Rp 500 ribu oleh dua orang tersebut. Uang itu, kata Rahmat, bakal diberikan kepada instruktur penguji sebagai pelicin agar mudah lolos seleksi.
Rahmat mempercayai mereka lantaran tahu, praktik seperti itu sudah biasa terjadi dalam beberapa kali proses seleksi wasit profesional pada tahun-tahun sebelumnya. “Tapi kenyataan di lapangan tidak seperti yang biasanya,” tutur Rahmat dalam rekaman suara itu. Tahapan seleksi wasit PSSI ini diselenggarakan selama enam hari pada 15-20 Juni 2023 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali juga mengaku mendapatkan cerita yang sama. Ada empat wasit, kata Akmal, yang bercerita mengenai pungutan liar (pungli) itu kepadanya melalui pesan langsung Instagram. Para hakim di lapangan sepakbola ini merupakan peserta seleksi yang juga gagal lolos selayaknya Rahmat.
Akmal bilang empat wasit itu bercerita bahwa mereka juga dimintai uang Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta saat seleksi wasit PSSI pada 15-20 Juni lalu di Stadion Pakansari. Permintaan uang yang variatif ini merupakan harga paket bocoran kunci jawaban untuk beberapa tes. Paket Rp 500 ribu untuk bocoran jawaban tes video. Sedangkan paket Rp 1 juta bakal dibantu lolos tes fisik dan tes law of the game (LOTG).
Para penagih pungli ini, terang Akmal, menjadikan beberapa nama instruktur wasit yang bertugas sebagai tameng. Akmal bilang sedikitnya ada dua nama instruktur wasit yang disebut oleh informannya itu sebagai orang yang menjadi koordinator pungli.

Meski demikian, Akmal tidak menyebut secara spesifik siapa dua nama instruktur wasit yang dimaksud. Akmal hanya memerinci, dalam seleksi wasit kala itu, ada sembilan instruktur yang bertugas. Delapan di antaranya merupakan instruktur lapangan, yakni Alil Rinenggo, Jajat Sudrajat, Agus Haryono, Riswanda, Ayi Daud Dakhiri, Fahrizal Kahar, dan Nurwahid. Kemudian satu orang lainnya merupakan koordinator, yakni wasit senior Purwanto.
“Ini menggambarkan bahwa sejatinya perwasitan kita ini nggak benar dan ada mafia,” jelas Akmal saat dihubungi reporter detikX pada Jumat, 14 Juli 2023.
Dalam sepekan terakhir, reporter detikX telah berupaya menghubungi Fahrizal Kahar dan Purwanto untuk mengkonfirmasi dugaan adanya pungli dalam proses seleksi wasit itu. Fahrizal sempat membalas pesan singkat kami pada Sabtu, 14 Juli lalu, tapi hanya menyebut sedang sibuk bekerja.
Purwanto juga demikian. Wasit senior ini sempat mengangkat panggilan telepon kami, tapi menolak berkomentar. “Nanti saja ya, Mas, nanti saya akan bicara,” kata Purwanto saat dihubungi reporter detikX pada Ahad, 15 Juli lalu.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Mahendra Sinulingga mengaku pihaknya sudah mendengar informasi adanya pungli dalam proses seleksi wasit itu. PSSI, kata Arya, sudah melakukan investigasi internal untuk menemukan bukti-bukti adanya pungli tersebut. Nantinya, lanjut Arya, apabila sudah ditemukan bukti-bukti yang cukup, PSSI akan menindak tegas oknum yang terlibat.
“Dan kalau memang ada proses-proses hukum yang harus terjadi, ya kita serahkan kepada pihak kepolisian. Pasti ada prosesnya, nggak mungkin nggak ada,” tegas Arya melalui pesan suara kepada reporter detikX pekan lalu.
Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, selain melakukan investigasi internal, pihaknya juga akan bekerja sama dengan kepolisian untuk menemukan bukti-bukti permainan uang dalam seleksi wasit. Sekarang kerja sama itu sudah berjalan dengan dipanggilnya sejumlah pihak yang mengetahui proses seleksi itu ke Bareskrim Polri pada Senin, 17 Juli 2023.
Langkah ini, sambung Erick, diambil untuk memperbaiki kualitas wasit dan sepakbola Indonesia. Erick berjanji, apabila nantinya ditemukan bukti-bukti adanya oknum yang nakal dalam proses seleksi itu, dia sendirilah yang bakal bertindak.
“Kalau ada main uang, kita tangkap. Saya gigit duluan itu,” tutur Erick kepada awak media pada Senin, 17 Juli 2023.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah mengungkapkan saat ini kasus pungli dalam proses seleksi wasit sudah ditangani oleh Satgas Antimafia Bola. Satgas, kata Nurul, juga sudah memanggil Erick Thohir untuk dimintai keterangan pada Senin, 17 Juli 2023. Namun, kata Nurul, Erick tidak bisa hadir.
“Yang ditunjuk beliau untuk menghadiri undangan tersebut adalah Saudara A, yang merupakan Direktur Perwasitan,” tutur Nurul dalam gelar konferensi pers di Mabes Polri pada Senin, 17 Juli 2023.
A yang dimaksud adalah Direktur Wasit PSSI Andes Lestyanto. detikX sudah menghubungi Andes untuk mengetahui lebih detail terkait proses pemeriksaan kasus pungli ini. Namun ia enggan memberikan komentar. “Mohon maaf, saya bukan personel yang berwenang untuk menjawab,” tulisnya melalui pesan singkat.
Selain Andes, Satgas Antimafia Bola sempat memanggil pendiri Football Institute, Budi Setiawan, untuk dimintai keterangan. Budi dipanggil ke Bareskrim Polri pada Senin, 10 Juli 2023. Kepada detikX, Budi mengaku diperiksa oleh enam penyidik selama 7,5 jam dari pukul 09.00 hingga 16.30 WIB.
Dalam pemeriksaan itu, Budi mengaku sempat diminta bercerita tentang kesaksian sejumlah wasit yang bercerita kepadanya soal pungli. Budi bilang kepada penyidik bahwa dia sudah berbicara dengan dua wasit aktif dan dua wasit nonaktif terkait pungli tersebut. Mereka, kata Budi, membenarkan bahwa memang betul ada pungli.
Kepada penyidik, Budi juga menyampaikan analisisnya terkait nilai seleksi wasit yang dianggap tidak wajar. Dalam hasil seleksi yang diumumkan PSSI, kata Budi, ada wasit-wasit yang mendapatkan nilai sempurna untuk tes LOTG. Bobot nilai sempurna dalam tes LOTG setara dengan 20 poin dari keseluruhan tes dengan maksimal skor 100. Kemudian 20 bobot poin lainnya didapat dari tes video dan 60 poin dari tes fisik.
Nilai sempurna ini tidak wajar lantaran LOTG merupakan tes esai. Dalam tes ini, wasit akan dimintai pandangan terkait sikap maupun gesturnya saat terjadi peristiwa tertentu dalam pertandingan. Para peserta ujian akan diminta menulis pandangannya itu dalam beberapa lembar kertas.
Tes ini, kata Budi, merupakan yang paling sulit dalam proses seleksi wasit. Makanya, Budi bilang, sekaliber wasit FIFA sekalipun nyaris mustahil mendapatkan nilai sempurna dalam tes ini. “Tapi wasit-wasit biasa yang nggak terlalu terkenal kok dapat nilainya 20?” tutur Budi kepada reporter detikX pada Kamis, 13 Juli 2023.
Sekarang, para insan sepakbola pun berharap PSSI dan polisi bisa segera mengungkap orang-orang yang bermain dalam proses seleksi wasit itu. Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso salah satunya. Kepada detikX, Aji mengaku sangat mendukung PSSI dan kepolisian membongkar praktik kecurangan itu.
“Saya support untuk mengungkap penjahat-penjahat ini semua,” pungkas Aji.
Artikel ini tayang di detik.com
Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim