Bentangkaltim.com, Bontang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang bersama Komisi III DPRD Bontang kembali melakukan sidak ke SMPN1 Bontang, terkait proyek pembangunan gedung sekolah.
Diketahui pengerjaan bangunan 3 lantai dengan total 12 ruangan ini dikerjakan oleh CV Amra Mandiri dengan anggaran sebesar Rp 6,6 miliar. Progres pembangunannya hanya mencapai 73 persen, dan saat ini kontraktor telah diputus kontraknya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bontang Bambang Cipto Mulyono mengatakan alasan diputusnya kontrak CV Amra Mandiri karena pencapaiannya tidak sesuai target.
“Padahal perkiraan pada umumnya pembangunan gedung tiga lantai sekolah minimal diperlukan 10 bulan pengerjaan,” kata Bambang saat diwawancarai oleh wartawan. Senin (4/3/2024).
Bambang menjelaskan bahwa progres pembangunan gedung SMPN1 ini berbeda dengan SMPN2 Bontang karena progres pembangunan SMPN2 waktu itu sudah mencapai 91 persen.
“Ya kalau SMPN2 kan beda, kontraktor sudah mengerjakan pembangunan gedung mencapai 91 persen, jadi kami berikan waktu tambahan untuk menyelesaikannya. Berbeda dengan progres pembangunan gedung SMPN1 yang hanya mencapai 73 persen dari batas waktu yang telah ditentukan,” jelasnya.
“Tapi kemarin sudah kami tawarkan penambahan waktu pengerjaan kepada kontraktor. Sanggup tidak untuk penambahan waktu 10 hari, mereka bilang tidak sanggup,” tambahnya.
Bambang menyebut, untuk pengerjaan pembangunan tidak bisa lagi di tahun 2024. Dan akan dilanjutkan pada tahun 2025.
“Tidak bisa dilanjutkan pembangunan gedung ini tahun 2024, karena kami (Disdikbud) tidak mengusulkan. Tapi kami akan memasukan pembangunan ini di anggaran reviu, sekarang kami sedang menghitung berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan parit dan paping blok di sekitaran gedung SMPN1 ini. Jadi kekurangannya berapa, akan diperbaiki terlebih dahulu sebelum proses pembangunan di 2025 dilanjut,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bontang Riyanto mengatakan dengan penuh harap agar pembangunan segera ditindaklanjuti agar memudahkan dalam proses pembelajaran dan siswa bisa belajar bertatap muka kembali.
“Melihat kondisi kami berharap pembangunan ini tetap dilanjutkan dampaknya kepada proses pembelajaran anak-anak kami agar tidak ada sistem per sesi lagi karena sementara ini pertingkatan ada yang online maupun offline”, tutupnya.(han)