Bentangkaltim.com, Bontang – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Muhammad Aswar, menyoroti lambannya pengerjaan di Jalan Cipto Mangunkusomo, Bontang Utara, yang termasuk Daerah Pemilihannya (Dapil).
Diketahui, Jalan Cipto Mangunkusumo yang merupakan jalur utama sedang mengalami perbaikan dengan anggaran mencapai Rp1,7 miliar.
Pasalnya, proyek tersebut tentu sangat mengganggu aktivitas warga di jam kerja dan sekolah. Jalan itu merupakan akses utama untuk mengarah ke daerah Lok Tuan dan sekitarnya.
“Untuk menuju ke perusahaan, rumah sakit PKT dan beberapa sekolah yang harus melintasi itu akan terganggu pastinya,” ujarnya, Kamis (12/9/2024).
Selain itu, akses jalan ke arah Kutai Timur juga melalui Jalan Cipto Mangunkusomo itu.
Walaupun ada pengalihan arus ke Jalan Effendi, namun tetap saja akan memerlukan jarak tempuh yang lebih jauh dan akses jalan yang lebih kecil.
Menurutnya, kontraktor setelah diberikan surat peringatan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bontang harus lebih gesit lagi.
“Misal jam kerja dan tenaga kerja ditambah agar cepat selesai,” lanjutnya.
Dirinya berharap, proyek tersebut segera diselesaikan dan dinas terkait harus secara masif melakukan pengawasam terhadap kinerja kontraktor.
Politisi Partai Gelora itu tidak ingin adanya keterlambatan proyek lagi. Berkaca dari tahun sebelumnya, banyak kontraktor yang tidak menyelesaikan proyeknya.
“Akibat keterlambatan kan nanti ada SILPA di akhir,” pungkasnya.
Sebagai informasi, untuk mengatasi kemacetan yang mengganggu aktivitas warga, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang bersama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengambil langkah strategis dengan mengalihkan arus lalu lintas
Pengalihan ini berlaku ke Jalan M Effendy di kawasan perumahan BTN PKT selama perbaikan di Jalan Cipto Mangunkusumo.
Langkah ini diambil untuk merespons keluhan masyarakat tentang kemacetan yang sering terjadi pada jam-jam sibuk, seperti saat berangkat dan pulang kerja atau sekolah.
Jalan M Effendy yang terletak di perumahan BTN PKT akan digunakan sebagai jalur alternatif yang menghubungkan Masjid Baiturrahman dengan simpang Koperasi Karyawan PKT dan GOR PKT.
Meskipun tidak ada perjanjian tertulis, kedua pihak sepakat untuk menjaga ketertiban lalu lintas selama periode pengalihan ini.(han/adv)