Bentangkaltim, Bontang – Gas LPG 3 kilogram kembali dikeluhkan masyarakat Bontang. Masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas yang seharusnya diperuntukkan bagi rumah tangga miskin.
Anggota DPRD Komisi II Kota Bontang, Bakhtiar Wakkang menyatakan bahwa pemesanan gas LPG 3 kilogram seharusnya sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bontang bila dilihat dari data KTP.
Pasalnya, hal tersebut seperti permasalahan yang tak kunjung punya titik terang. Setiap tahun, kelangkaan gas melon selalu dirasakan warga Bontang.
“Padahal gas itu sudah pasti di hitung pihak pertamina, berapa banyak yang dibutuhkan untuk masyarakat Kota Bontang,” ujarnya, Rabu (3/7/2024).
Kelangkaan ini bisa diatasi, jika semua pihak bersinergi. Tidak bisa dilimpahkan semuanya ke pemerintah daerah. Karena, pemerintah sudah menggalakkan upaya, untuk melampirkan KTP dan Kartu Keluarga (KK), serta foto tempat usaha bagi kelompok UMKM jika akan mendaftar sebagai pembelian gas tersebut.
Ia mengungkapkan masih banyak kalangan menengah keatas yang menggunakan gas tersebut, karena ukurannya yang kecil dan mudah di bawa kemana saja, apalagi dengan harga yang relatif murah, ada juga pedagang yang memiliki kemampuan atau penghasilan yang cukup besar tapi tetap menggunakan LPG 3 kilogram.
“Kan ada gas 5,5 kilogram dari bright gas, ukurannya juga tidak terlalu besar, seharusnya kalangan menengah ke atas atau pedagang besar bisa pakai itu, atau yang 12 kilogram sekalian,” imbuhnya.
BW, sapaan akrabnya, meminta masyarakat Bontang untuk saling membantu sesama, dengan menyadari kemampuan finansial masing-masing.
“Karena jika semua masyarakat Bontang menggunakan gas melon, maka permasalahan ini tak kunjung kelar,” lanjutnya.
Ia juga meminta kepada pihak yang terkait untuk memperketat pengawasan baik di tingkat distributor maupun agen, untuk mencegah penyalahgunaan distribusi harus dilakukan agar peruntukkan gas tersebut dapat tepat sasaran.
Walaupun, Gas Elpiji 3 kilo merupakan gas tabung yang lebih praktis, mudah dibawa, ukurannya kecil dan murah, namun itu adalah barang subsidi. BW harap, masyarakat yang mampu untuk tidak membelinya.
“Jangan sampai masalah seperti ini berlarut-larut, tiap tahun selalu begitu, penyalahgunaan LPG yang beredar juga harus segera di atasi,” tutupnya.(han/adv)