Bentangkaltim, IKN. – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun kota masa depan yang ramah lingkungan, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan menandatangani dua perjanjian kerja sama strategis senilai total Rp 313,2 miliar, Otorita IKN resmi memulai babak baru pembangunan tahap kedua yang penuh ambisi.
Penataan Kawasan Sepaku: Proyek yang Menyentuh Kehidupan Warga
Salah satu paket utama, Penataan Kawasan Sepaku, mengalokasikan dana sebesar Rp 124,3 miliar dari APBN 2025. Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan upaya nyata yang langsung berdampak pada kehidupan masyarakat.
Pembangunan Dua Bangunan dan Pasar Sepaku
Di WP IKN Barat, akan dibangun dua gedung baru beserta kawasan Pasar Sepaku. Uniknya, desain pasar ini dipilih langsung oleh masyarakat melalui voting, menandakan pendekatan pembangunan yang benar-benar bottom-up.Penataan Koridor Sepaku
Sepanjang 1,5 kilometer koridor Sepaku akan dipercantik dan ditata ulang, menjadikan kawasan ini semakin nyaman dan tertata bagi aktivitas warga.Pembangunan Sepuluh Pos Pengamanan
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, sepuluh pos pengamanan akan tersebar di seluruh wilayah IKN.
Plt Deputi Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Danis Hidayat Sumadilaga, menegaskan bahwa proyek Pasar Sepaku sangat istimewa. Proses menuju kontrak pekerjaan ini memakan waktu lebih dari setahun karena dilakukan di tengah aktivitas masyarakat, bukan di lahan kosong. “Pasar Sepaku, misalnya, merupakan pusat aktivitas ekonomi masyarakat,” ujar Danis. Ia juga menekankan pentingnya agar pembangunan tidak mengganggu roda ekonomi warga.
Relokasi Sementara Demi Kenyamanan Bersama
Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin, menambahkan bahwa para pedagang Pasar Sepaku akan direlokasi sementara ke tanah aset provinsi hingga konstruksi rampung di akhir tahun ini. Langkah ini diambil demi memastikan pembangunan berjalan lancar tanpa mengorbankan penghidupan masyarakat.
Dengan langkah-langkah nyata ini, Otorita IKN membuktikan bahwa pembangunan ibu kota baru bukan sekadar mimpi, melainkan proses kolaboratif yang mengedepankan kepentingan dan kenyamanan masyarakat.