Home / Nusantara

Senin, 14 Oktober 2024 - 17:43 WIB

500 T Devisa Negara Untuk Impor Minyak dan Gas

Jakarta – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia menghabiskan devisa negara Rp 500 triliun tahun untuk impor minyak dan gas (migas). Kondisi tersebut turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Setiap tahun, kita itu menghabiskan devisa kita sekitar Rp 500 triliun. Makanya nilai tukar dolar kita, terhadap rupiah agak sedikit maju-mundur maju-mundur. Bayangkan, salah satu sumber kebutuhan dolar terbesar itu adalah kita untuk membeli energi,” kata Bahlil di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Oleh karena itu pemerintah terus mengupayakan untuk menekan impor dan mencapai target swasembada energi. Misalnya dengan mengaktifkan kembali sumur-sumur yang berstatus idle atau nganggur.

Baca juga  Ketua Umum SMSI Temui Mensos Bahas Sinergi dalam Peringatan HPN 2025

Dari sekitar 44.900 sumur yang ada, 16.000-an lebih sumur berstatus aktif. Kemudian 16.600 sumur idle, dan sekitar 5.000 sumur idle yang masih bisa dioptimalkan.

“Saya sudah minta kepada SKK Migas. Sumur-sumur yang tidak bisa lagi jalan, diserahkan kepada negara. Kita suruh kerjasamakan, kalau dipegang oleh K3S oleh Pertamina, dan lainnya, kalau tidak jalan kita minta. Segera dikerjasamakan dengan pengusaha swasta, baik dalam maupun luar negeri,” bebernya.

Menurut Bahlil, BUMN memang menjadi prioritas pemerintah. Namun jika lifting minyak yang dikerjakan oleh BUMN turun terus, Bahlil menyebut hal itu membuat negara tekor.

Baca juga  Penutupan Apel Siaga Posko Angkutan Nataru 2023/2024

“Karena bagi negara, penting BUMN itu menjadi prioritas. Tetapi bagi negara, ketika kita menggantungkan ke anak-anak kepada BUMN dan lifting kita turun, itu kita tekor terus,” imbuhnya.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah memangkas jumlah perizinan sektor migas dari sebelumnya 320 izin menjadi 140 izin. Bahlil menyebut jumlah itu akan dipangkas lagi demi menarik minat investor.

Selanjutnya adalah pengembangan BBM campur sawit, hingga pengoptimalan ekosistem kendaraan listrik. Menurut Bahlil, Indonesia diuntungkan karena punya cadangan nikel terbesar dunia, yang merupakan bahan utama baterai kendaraan listrik

 

Share :

Baca Juga

Nusantara

Dentuman Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki, Bandara Maumere Lumpuh Sementara

Nusantara

Kasus Turis Brasil, Menpar Tegaskan Prioritas Keselamatan Wisatawan

Nusantara

Rp 313,2 Miliar untuk Masa Depan: Sepaku Siap Menyambut Era Baru IKN

Nusantara

Ada Apa dengan Jokowi? Gestur dan Kondisi Kulit Presiden ke-7 ini Jadi Sorotan Publik

Nusantara

Peluang Baru Honorer, Siap-Siap Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu!

Nusantara

Jalan Mulus Tenaga Honorer Jadi PPPK Paruh Waktu

Nusantara

SMSI Dukung Polri Tegakkan Supremasi Hukum dan Ciptakan Kondusifitas Nasional

Kaltim

Ketum Firdaus Bersama Pengurus SMSI Pusat Audiensi dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti