Bentangkaltim.com, Bontang – Sejumlah siswa kelas 12 SMK Negeri 1 Bontang protes ke pihak sekolah lantaran nama mereka tak terdaftar dalam finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Akibat kelalaian oknum guru, mereka terancam kehilangan kesempatan masuk perguruan tinggi melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Berdasarkan sumber yang didapatkan oleh Bentangkaltim.com mengatakan, total ada sekitar 182 siswa eligible atau berhak ikut SNBP 2025. Mereka berasal dari 9 jurusan yang ada di SMK Negeri 1, di antaranya jurusan teknik mesin, teknik ketenagalistrikan, teknik kimia industri dan teknik otomotif. Namun akibat data PPDS yang belum difinalisasi sekolah,
Alhasil para siswa eligible ini berpotensi kehilangan kesempatan masuk universitas lewat jalur SNBP.
Menurut sumber, potensi diterima kampus tujuan melalui jalur ini lebih besar ketimbang jalur lain, katakanlah tes tertulis. Yang mana, saingannya akan lebih banyak dan lebih berat, karena berasal gabungan SMA/SMK se-Indonesia.
“Kalau kami kesempatan ini (jalur prestasi), kami harus ikut jalur tes tertulis. Kami harus ke luar kota buat tes. Karena kami di Bontang, tes universitas paling dekat di Unmul. Itu kami harus tinggal minimal 2 hari di Samarinda untuk tes,” sebut sumber kami.
Sumber kami bilang, batas akhir finalisasi PPDS ialah 31 Januari 2025. Pengisian PDSS menjadi tahapan yang harus dilakukan pihak sekolah untuk mengikutsertakan siswa di SNBP 2025.
Karena terdapat alur pengisian data, seperti untuk daftar siswa peserta. Ini ditentukan lewat kriteria unggulan (eligible). Jumlah kuota berbeda-beda berdasarkan akreditasi. Kemudian ada tambahan waktu 2 hari, 1-2 Februari 2025 untuk sekolah yang belum rampung finalisasi.
“Tapi lagi-lagi, pihak sekolah tak bisa merampungkan dengan alasan kali ini finalisasi lebih rumit ketimbang tahun sebelumnya,” ujarnya.
“Sekolah minta kami maklum. Tapi kalau ini tidak bisa, hak kami untuk masuk univ lewat jalur nilai jadi hilang,” imbuhnya.
Sebagai informasi, ada banyak siswa eligible di SMK Negeri 1 Bontang yang berharap bisa daftar universitas lewat jalur SNBP. Sebab, tidak sedikit dari mereka yang belajar keras sejak kelas 1 dan berusaha konsisten menjaga torehan pretasi akademik.
“Sudah tidak bisa nangis karena sudah terlalu sedih. Ini kalau gagal (daftar lewat jalur SNBP), sama saja seperti membunuh cita-cita kami,” sedihnya.
Padahal, semuanya dilakukan, selain untuk meraih prestasi terbaik di sekolah, juga untuk mempersiapkan diri masuk kampus dambaan mereka.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1, Kasman Purba membenarkan bahwa pihaknya belum berhasil melakulan finalisasi PPDS. Ada kendala di aplikasi PPDS yang membuat finalisasi tak bisa dilakukan.
Pihak sekolah, sebutnya, telah mengantongin nilai dan data-data siswa yang diperlukan untuk masuk ke PPDS. Namun ketika seluruh data itu diinput ke aplikasi PPDS dan coba difinalisasi, selalu gagal.
“Tidak paham apa kendalanya, tapi pas finalisasi tidak bisa. Makanya coba kami komunikasikan ke Kementerian. Ini, kan, aplikasi, kami cuma isi aplikasinya saja. Bukan kami yang buat programnya,” kata Kasman Purba ketika dikonfirmasi, Kamis (6/2/2025) siang.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Kasman menegasjan bahwa pihaknya telah mengirim perwakilan SMK Negeri 1 untuk menyambangi Kementerian Pendidikan di Jakarta pada Selasa (4/2/2025) lalu. Dia berharap dari kunjungan itu, ada solusi terhadap kegagalan SMK 1 finalisasi PPDS.
“Semoga dalam 1 atau 2 hari ini sudah ada jawaban,” sebutnya.
Diketahui, total ada 300 lebih sekolah di Indonesia yang alami persoalan serupa. Tapi untuk di Bontang, dia tak mengetahui apakah ada sekolah yang juga gagal, atau hanya SMKN 1.
Terkait langkah yang akan diambil sekolah terkait gagal finalisasi PPDS ini, Kasman masih menunggu hasil kunjungan perwakilan sekolah di Jakarta.
“Kami tunggu dulu bagaimana hasil di Jakarta itu, semoga ada kabar baik,” tutupnya.(han)