Home / Nusantara

Sabtu, 20 Januari 2024 - 16:36 WIB

PP Muhammadiyah Tetapkan Puasa Ramadhan 11 Maret

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan hasil hisab 2024 (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan hasil hisab 2024 (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)

Jogja – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan maklumat terkait hasil hisab awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijah 1445H. Hasilnya, awal bulan Ramadan jatuh pada bulan Maret dan Idul Fitri pada bulan April.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir mengatakan, bahwa maklumat awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijah 1445H berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Bahwa awal puasa Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024. Sedangkan Idul Fitri jatuh pada hari Rabu 10 April 2024 dan Idul Adha jatuh pada tanggal 17 Juni 2024,” kata Haedar Nashir kepada wartawan di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Jogja, Sabtu (20/1/2024).

Haedar pun mengimbau bagi kaum muslimin khususnya warga Muhammadiyah untuk menjalankan ibadah Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha sesuai dengan maklumat yang keluar hari ini.

Baca juga  Viral Karyawan Apotek yang Tilep Uang 500 Ribu Sehari

“Kedua, kenapa Muhammadiyah mengumumkan sekarang atau mendahului? Kami PP Muhammadiyah tidak mendahului siapapun. Jadi pengumuman ini hal yang lumrah terjadi pada setiap tahun karena kami menggunakan metode hisab,” ucapnya.

Haedar merasa perlu menegaskan hal tersebut agar tidak menuai polemik di masyarakat jika Muhammadiyah terkesan selalu mendahului soal penetapan bulan Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.

“Penegasan ini perlu kami sampaikan agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat terkait Muhammadiyah mendahului. Padahal Muhammadiyah tidak pernah berniat mendahului maupun meninggalkan,” ujarnya.

Muhammadiyah Hargai Perbedaan Metode Hisab
Di sisi lain, Haedar menyebut PP Muhammadiyah menghargai jika ada perbedaan-perbedaan karena perbedaan metode. Bahkan, Haedar menilai sudah terbiasa dengan perbedaan tersebut karena yang terpenting menurutnya adalah toleransi dan saling menghargai.

“Karena kita sudah terbiasa dengan perbedaan itu maka kita jalani untuk menjalankan ibadah Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha dalam suasana berbeda. Tetapi yang paling penting adalah toleransi, saling menghargai dan tidak kalah pentingnya memaknai ibadah untuk membangun kesalehan diri umat Islam baik pribadi maupun kolektif bangsa Indonesia agar hidup kita lebih baik,” katanya.

Baca juga  Ketua Paguyuban Investasi Bodong Ayam Ap Deris Serahkan Aset Tambahan Milik Tersangka ke Polres Bontang

Terakhir, Haedar berharap umat Islam khususnya warga Muhammadiyah tetap mengedepankan spiritualitas dalam menghadapi Pemilu 2024. Semua itu agar Pemilu berlangsung secara lebih bermartabat.

“Kami juga berharap bahwa umat Islam lebih-lebih di dalam menghadapi pemilu tetap membawa spiritualitas luhur yakni bagaimana kita berkontestasi dengan santun, dengan moral etika yang luruh, menjujung tinggi persaudaraan dalam perbedaan,” ujarnya.

“Dan kalau boleh berharap kita bisa berdemokrasi secara lebih bermartabat. Insyaallah saya yakin umat Islam, bangsa Indonesia yang religius akan menjalani kehidupan secara lebih bermartabat lagi di masa-masa yang akan datang,” lanjut Haedar.

(ams/ams)

 

Share :

Baca Juga

Nusantara

Gaji Belum Dibayar, Puluhan Pembangunan Pekerja Pasar Tomoni Pulang

Nusantara

Ketua Umum SMSI Temui Mensos Bahas Sinergi dalam Peringatan HPN 2025

Nusantara

Terbitkan Red Notice, Bareskrim Buru Tiga Tersangka Kasus Investasi Bodong Robot Trading Net89

Nusantara

PLH Gubernur Kalsel Resmikan Launching HPN 2025

Nusantara

Catatan Akhir Tahun SMSI 2024: Pendidikan Berpikir Kritis Menunjang Jurnalisme Berkualitas

Nusantara

Sinergi Kick Of HKSN 2024, SMSI, Kemensos dan Kemendes

Nusantara

Pengurus SMSI Pusat Dipimpin Ketum Firdaus Gelar Audiensi dengan Mensos Saifullah Yusuf

Nusantara

Ole Romeny Siap di Naturalisasi?