Home / Selebriti

Jumat, 6 Juni 2025 - 20:15 WIB

Ustadz Muhammad Yahya Waloni Wafat Saat Khutbah Jumat, Dunia Dakwah Berduka

Bentangkaltim, Kabar duka datang dari dunia dakwah Indonesia. Ustaz Muhammad Yahya Waloni, pendakwah yang dikenal karena latar belakangnya sebagai mantan pendeta sebelum menjadi mualaf, wafat saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Kompleks Minasa Upa, Rappocini, Makassar, pada Jumat, 6 Juni 2025. Kepergiannya yang mendadak mengejutkan banyak pihak, terutama para jemaah yang hadir dan menyaksikan langsung detik-detik terakhir beliau di atas mimbar.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WITA. Ustaz Yahya, yang dikenal dengan gaya dakwah yang bersemangat, awalnya menyampaikan khutbah dengan penuh energi. Namun, saat memasuki khutbah kedua, suaranya mulai melemah. Ia sempat terduduk sebelum akhirnya jatuh dan tidak sadarkan diri.

Menurut Ketua Masjid Darul Falah, Syahruddin Usman, kata terakhir yang diucapkan almarhum adalah “Allahuakbar” sebelum ia terjatuh di atas mimbar. Meski segera dibawa ke RS Bahagia yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid, nyawa beliau tidak berhasil diselamatkan.

Istri almarhum, Fifil, mengungkapkan bahwa suaminya sempat mengeluh pusing sebelum wafat, dan diketahui memiliki riwayat penyakit jantung bengkak. Namun, pada hari itu tidak ada gejala yang mengkhawatirkan. “Cuma pusing saja,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca di depan Masjid Darul Falah.

Kepergian Ustaz Yahya menyisakan duka mendalam bagi umat Islam Indonesia. Sosoknya dikenal luas sebagai pendakwah yang vokal, meskipun kerap menimbulkan kontroversi. Ia adalah pribadi yang menempuh perjalanan spiritual penuh dinamika — dari seorang pemuka agama Kristen menjadi penceramah Muslim yang dikenal banyak orang.

Baca juga  PT KNI Tanam 6.000 Mangrove di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 30 November 1970, dengan nama lengkap Yahya Yopie Waloni, ia tumbuh dalam keluarga Kristen yang taat. Karier awalnya dijalani di bidang pendidikan dan pelayanan gereja. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Calvinis Ebenhaezer di Sorong dan terlibat dalam kepengurusan Sinode GKI wilayah Sorong–Kaimana.

Tahun 2006 menjadi titik balik kehidupannya ketika ia memutuskan untuk memeluk Islam di Tolitoli, Sulawesi Tengah, di bawah bimbingan MUI setempat. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Muhammad Yahya Waloni dan mulai aktif berdakwah. Ceramah-ceramahnya yang lantang dan tanpa basa-basi membuatnya digemari sekaligus dikritik.

Namanya sempat menjadi perbincangan nasional saat ditangkap pada 2021 karena dugaan menyebarkan ujaran kebencian bernuansa SARA. Ia divonis lima bulan penjara dan denda Rp50 juta oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Setelah bebas, Ustaz Yahya menyampaikan permohonan maaf kepada publik, khususnya umat Kristiani, dan berkomitmen untuk lebih bijaksana dalam berdakwah.

Baca juga  Selamat Jalan Babe Cabita

Meski kontroversial, banyak yang menghormatinya karena keberaniannya dalam menyuarakan keyakinan dan karena kedekatannya dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan dakwah. Sebelum wafat, beliau masih aktif berdakwah dan terakhir menjadi khatib salat Idul Adha di Makassar, serta secara pribadi meminta untuk mengisi khutbah Jumat di Masjid Darul Falah.

Sekretaris Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti, yang turut menyaksikan kejadian tersebut, mengatakan bahwa khutbah yang disampaikan Ustaz Yahya dipenuhi semangat, terutama saat menekankan pentingnya tauhid. Namun saat duduk sejenak di antara dua khutbah, kondisinya mulai menurun hingga akhirnya tak sadarkan diri.

“Ia sempat berdiri lagi saat khutbah kedua, lalu terduduk. Kata terakhirnya adalah ‘Allahuakbar’. Setelah itu, tidak sadar,” jelas Harfan.

Meninggal saat menyampaikan khutbah di hari Jumat dianggap sebagai tanda husnul khatimah oleh sebagian umat Islam. Jenazah almarhum segera dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Meski belum ada kepastian soal lokasi pemakaman, ucapan belasungkawa dan doa terus mengalir dari berbagai penjuru negeri.

Perjalanan hidup Ustaz Muhammad Yahya Waloni telah berakhir, namun jejak perjuangan dan pesan dakwahnya — baik yang menuai simpati maupun kontroversi — akan tetap menjadi bagian dari catatan sejarah dakwah di Indonesia.

Share :

Baca Juga

Selebriti

Kemendikbud tak Akui Gelar Doktor Honoris Causa Raffi Ahmad

Selebriti

Anak Mantan Vokalis Band Terjerat Kasus Video Syur

Selebriti

Alasan Gunakan Narkoba, Virgoun : Biar Kurus

Selebriti

Selamat Jalan Babe Cabita