Home / Advertorial / Bontang

Senin, 7 Oktober 2024 - 11:18 WIB

Heri Kritik Pemanfaatan APBD-P 2024, Kasus Gizi Buruk Masih Menghantui

Anggota DPRD Bontang Heri Keswanto

Anggota DPRD Bontang Heri Keswanto

Bentangkaltim, Bontang – Meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kota Bontang tahun 2024 mencapai Rp3,3 triliun, layanan kesehatan bagi masyarakat dinilai masih belum maksimal. Anggota DPRD Bontang, Heri Keswanto, mengkritik kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, terutama terkait penanganan kasus gizi buruk yang masih menghantui banyak anak di kota tersebut.

Dalam pernyataannya, Heri menyampaikan kekhawatirannya mengenai minimnya perhatian terhadap masalah gizi buruk dan kesehatan secara umum. Menurutnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) harus lebih konsisten dalam menjalankan program penanganan gizi buruk dan melakukan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.

“Penanganan gizi buruk tidak bisa dianggap sepele. Ini adalah pekerjaan berkelanjutan yang membutuhkan pemahaman yang tepat di kalangan masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak-anak,” tegas Heri.

Baca juga  Serah Terima Bantuan Laptop dan Printer Dispora Kaltim di Kutim Sempat Terjadi Kendala

Kritik terbesar Heri tertuju pada ketidakseimbangan tata kelola anggaran, di mana alokasi untuk pembangunan fisik dianggap terlalu dominan dibandingkan sektor pelayanan publik, khususnya kesehatan. Ia menilai bahwa anggaran yang dialokasikan untuk kesehatan masih belum mencukupi untuk menanggulangi permasalahan yang mendesak seperti gizi buruk.

“Alokasi anggaran untuk infrastruktur terlalu besar, sementara kesehatan, yang sangat fundamental, malah terpinggirkan. Padahal, tanpa dukungan anggaran yang memadai, tenaga kesehatan tidak akan mampu memberikan pelayanan yang maksimal,” ungkapnya.

Heri juga mengkritik birokrasi yang dianggap terlalu berbelit dalam proses pengurusan jaminan kesehatan melalui BPJS. Ia menyoroti persyaratan yang menurutnya tidak efisien, terutama dalam situasi darurat.

“Kenapa harus ada Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran kalau sudah ada KTP? Proses ini bisa disederhanakan agar masyarakat mendapatkan layanan lebih cepat dan efisien,” tambahnya.

Baca juga  Tunjukan Komitmen Berprestasi, Rasman Dorong Atlet Daerah Mencontoh Riski Juniansyah

Dengan anggaran sebesar Rp3,3 triliun, Heri menilai seharusnya masyarakat Bontang tidak lagi menghadapi masalah seperti gizi buruk atau kesulitan dalam mengakses layanan BPJS. Ia mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan terkait pelayanan kesehatan dan memprioritaskan alokasi anggaran yang lebih besar bagi sektor kesehatan.

“Pemerintah harus lebih tegas dalam memprioritaskan kesehatan warganya. Dengan APBD sebesar ini, tidak seharusnya masalah gizi buruk dan kendala layanan kesehatan masih menjadi keluhan masyarakat,” pungkas Heri.

Desakan untuk memperbaiki layanan kesehatan ini menjadi sinyal kuat agar Pemkot Bontang segera bertindak, sehingga anggaran yang besar dapat digunakan secara efektif demi kesejahteraan warganya. (wan/adv)

Share :

Baca Juga

Advertorial

Berdayakan 60 Penjahit Lokal, Pemkot Harap Seragam Gratis Didistribusikan Sebelum Tahun Ajaran Baru Dimulai

Advertorial

Pelindo Regional 4 Bontang Laksanakan Program Penanaman Pohon Dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Advertorial

Pelindo Regional 4 Bontang Salurkan Hewan Qurban Melalui Program “Pelindo Berbagi Qurban”

Advertorial

Kebijakan MK Soal Sekolah Swasta Gratis, 4 Sekolah di Bontang Siap

Advertorial

Rayakan Idul Adha 1446 H SDN 012 Bontang Selatan Sembelih 3 Ekor Sapi

Bontang

Idul Adha 1446 H, Muhammadiyah Bontang Himpun 32 Hewan Kurban

Bontang

Rayakan Idul Adha, Citimall Bontang Bagikan Hewan Qurban Untuk Masyarakat Sekitar

Advertorial

SDN 001 Bontang Selatan Gelar Pentas Seni dan Pelepasan Siswa Kelas VI