Home / Ragam

Selasa, 2 April 2024 - 20:03 WIB

Ramadhan bulan Al-Qur’an, Ayo Amalkan!

Bulan Ramadhan tahun 1445 H berlalu hari demi hari, tak terasa lebih dari dua pekan. Sungguh ada rasa yang bercampur antara bahagia, rindu dan sedih, bagaimana tidak begitu banyak para mufassir menceritakan bagaimana kemuliaan bulan mulia ini.

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keutamaan yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya. Di antara keutamaan bulan suci Ramadhan adalah dimana segala amal perbuatan kita dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt., setan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka lebar, penghapusandosa, adanya lailatul qodar Ramadhan juga sering disebut syahr Al-Qur’an, karena dibulan Ramadhan Al-Qur’an diturunkan untuk manusia mulia dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat hingga akhir zaman.

Ramadhan sangat erat kaitannya dengan Al-Qur’an sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah:185 yang artinya “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Dalam ayat ini dijelaskan bagaimana Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk dan pembeda antara yang benar dan yang batil, bulan Ramadhan juga ajang untuk meningkatkan taqarrub ilallah melalui berpuasa dengan sungguh-sungguh, bulan ini hanya datang sekali setahun, sudah seharusnya sebagai umat Islam yang beriman memenuhi seruan Allah untuk menjalankan berbagai kedekatan kepada Allah, termasuk menjalankan apa yang termaktub dalam Al-Qur’an berupa perintah dan larangan. Bersungguh-sungguh untuk menjalankan perintahNya dan berupaya untuk menjauhi larangnNya.

Al-Qur’an juga turun pada Malam yang penuh kemuliaan yakni Lailatul Qadar. Sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur’an surat Al Qadar ayat 1, artinya“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.”

Dan amanah untuk mengembannya ia berikan kepada manusia karena keutamaannya bukan kepada makhluk selain manusia.

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”

Mengemban Al-Qur’an adalah Amanah yang luar biasa, bukan Amanah yang sepele, ia harus dijalankan dengan penuh kesungguhan, Ramadhan merupakan bulan perjuangan menegakkan isi al-Quran dalam kehidupan individu, sosial, berbangsa dan bernegara. Membaca al-Quran adalah Sunnah. Melaksanakan isinya hukumnya wajib.  Spirit Ramadhan ini harus terus terjaga selama menjalani puasa bahkan hingga pasca Ramadhan.

Baca juga  Daya Tarik IKN dan Tantangan Kepemimpinan Bagi ASN di Era Digital

Beberapa spirit Ramadhan yang harus dijaga oleh segenap kaum Muslim agar Ramadhan menjadi bulan perjuangan.

Pertama: Ramadhan sebagai bulan ketaatan. Ramadhan adalah bulan saat manusia Mukmin mencapai puncak ketaatan kepada Allah. Ramadhan juga merupakan pemisah antara orang yang beriman dan tidak beriman. Ibadah puasa begitu istimewa di hadapan Allah SWT.

Ramadhan sebagai puncak ketaatan orang-orang beriman adalah disebabkan karena pada saat berpuasa inilah seluruh waktunya akan dimanfaatkan untuk kebaikan. Jika tidak, maka pahala puasa tidak akan didapatkan, kecuali hanya haus dan lapar. Apalagi perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasanya seperti makan dan minum secara sengaja, semua akan dijauhkan atas dasar keimanan kepada Allah SWT.

Puncak ketaatan seorang yang berpuasa juga ditandai oleh bagaimana mereka mengisi waktu sepanjang Ramadhan untuk melakukan berbagai aktivitas ibadah dalam rangka taqarrub ilalLah. Banyak ibadah yang bisa dilakukan selama Ramadhan agar lebih dekat kepada Allah, misalnya tilawah  dan menelaah al-Quran, qiyamul layl, zikir, bersedekah, membayar zakat, itikaf di masjid, memperbanyak doa dan tobat dll.

Kedua: Ramadhan sebagai bulan  perjuangan. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada bulan suci ini. Pada bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijrah, Rasulullah saw. memimpin Perang Badar al-Kubra. Saat itu pasukan Islam yang berjumlah 313 prajurit melawan kafir Quraisy yang berjumlah 1000 prajurit, Pada bulan Ramadhan juga terjadi peristiwa penaklukan Kota Makkah atau Fath Makkah, Bahkan pada bulan suci Ramadhan tanggal 15 1294 H juga terjadi Perang Yalhiz.

Ketiga: Ramadhan sebagai bulan al-Quran atau sering disebut sebagai syahrul al-Qur’an. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Membaca al-Quran mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Terutama pada bulan suci Ramadhan. Selama bulan suci Ramadhan tentu bukan hanya sebatas membaca, namun juga harus diiringi dengan pemahaman dan penghayatan akan makna setiap ayat dan surah dalam al-Quran.

Yang diwajibkan dari al-Quran adalah mengamalkan isinya. Al-Quran berisi hukum dan ajaran yang meliputi semua aspek kehidupan manusia; baik untuk individu, keluarga, sosial, berbangsa dan bernegara. Itulah mengapa Allah menegaskan umat Islam untuk melaksanakan Islam secara kaffah (QS al-Baqarah [2]: 208).

Berbagai tragedi dan kezaliman kini tengah dihadapi oleh kaum Muslim di berbagai negara dari Palestina, Suriah, Irak, Myanmar hingga negara-negara Eropa. Tragedi Palestina berupa pembunuhan dan penjajahan atas kaum Muslim tentu bukan semata-mata masalah kemanusiaan, tetapi masalah akidah seorang Muslim. Dalam pandangan Islam, Tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Kaum Muslim di seluruh dunia adalah bersaudara. Satu kesatuan bagai satu tubuh. Jika sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakitnya.

Baca juga  Mekanisme Islam Mengendalikan Pangan

Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini. Ia menempati posisi yang sangat mulia. Umat Islam jangan melupakan sejarah (Lihat: QS al-Anbiya [29]: 71-72).

Seruan Al-Qur’an

Al-Quran mengandung banyak seruan dari Allah SWT. Seruan-seruan al-Quran setidaknya mencakup dua aspek, yakni aspek ruhiyah (spiritual) dan aspek siyasiyah (politik).

Aspek ruhiyah mencakup pengaturan hubungan manusia dengan Allah SWT seperti shalat, puasa, haji, dll. Adapun aspek politik mencakup pengaturan hubungan sesama manusia, khususnya yang menyangkut urusan masyarakat yang dijalankan oleh negara dan dikontrol pelaksanaannya oleh umat.

Sayang, saat ini ayat-ayat yang bersifat politis itu belum mendapat perhatian sebagaimana ayat-ayat yang menyangkut aspek ruhiyah. Contoh, terhadap ayat-ayat al-Quran yang sama-sama menggunakan kata kutiba yang bermakna furidha (diwajibkan atau difardhukan), sikap yang muncul berbeda. Ayat kutiba ‘alaykum al-shiyâm (diwajibkan atas kalian berpuasa) dalam QS al-Baqarah [2]: 183—yang notabene bersifat ruhiyah—diterima dan dilaksanakan. Sebaliknya, terhadap ayat kutiba ‘alaykum al-qishâsh (diwajibkan atas kalian qishash) dalam QS al-Baqarah [2]: 178, atau kutiba ‘alaykum al-qitâl (diwajibkan atas kalian berperang) dalam QS al-Baqarah [2]: 216—yang notabene bersifat politis—muncul sikap keberatan, penolakan, bahkan penentangan dengan beragam dalih. Apalagi ketika diserukan untuk diterapkan secara praktis. Sikap ‘diskriminatif’ ini berujung pada pengabaian sebagian ayat al-Quran.

Beberapa contoh lain dari ayat-ayat politik dalam al-Quran yang diabaikan antara lain: Pertama, ayat-ayat yang memerintahkan untuk berhukum pada hukum Allah SWT. Allah SWT berfirman:

Ramadhan sebagai bulan yang mulia, tidaklah pantas dijadikan sebagai alasan untuk bermalas-malasan dengan alasan lapar dan haus. Pasalnya, Ramadhan adalah bulan istimewa yang di dalamnya dijanjikan rahmat (karunia), maghfirah (ampunan), dan itqun min an-naar (pembebasan dari api neraka).

Karena itu, Ramadhan adalah saat-saat yang sangat istimewa bagi kaum Muslim. Detik, menit, dan jam serta hari sangat dianjurkan untuk mengisinya dengan berbagai amal shalih. Terlebih Islam telah memerintahkan umatnya untuk menjadi pribadi produktif, terlebih di bulan suci Ramadhan. Dan betapa rugi umat Islam yang menyia-nyiakan kesempatan yang hanya datang sekali dalam setahun ini.

Penulis: Ida Wahyuni, S.Pd.I (Guru)

Share :

Baca Juga

Ragam

Konsep Moderasi Mengaburkan Citra Islam

Ragam

Tragedi Bunuh Diri Akibat Mental Health Rendah

Ragam

BBM Hak Rakyat, Mengapa Dibatasi?

Ragam

Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula Bagi Tubuh

Ragam

10 Makanan yang Bisa Tingkatkan Resiko Diabetes

Ragam

Islam Menyelesaikan Masalah Pengangguran

Ragam

Olahraga Mengecilkan Perut Buncit

Nusantara

Maulwi Saelan Penjaga Gawang yang Jadi Penjaga Terakhir Soekarno